Senin, 10 Desember 2012

JANGAN BERMENTAL KEPITING


KEPITING! Pikiran pertama saya yang muncul mendengar nama hewan tersebut berupa hidangan masakan lezat yang super maknyus :D #lebay. Seekor kepiting yang dimasak dengan saus balado dan ditemani dengan es jeruk. Eh, tapi pada tulisan ini saya tidak akan membahas tentang makanan. hehehe
Tahukah kalian jika kepiting memiliki keunikan dalam tingkah lakunya? Ketika beberapa ekor kepiting ditangkap dan dimasukan ke dalam mangkok mereka akan berusaha untuk keluar menyelamatkan diri. Tapi tidak akan ada seekor kepiting pun yang bisa keluar (kecuali di ambil sama manusia.hehe). Ketika ada kepiting yang hampir keluar, maka kepiting lain berusaha untuk menarik kembali dengan capitnya. Begitu seterusnya dan akhirnya tidak akan ada kepiting yang keluar.
Lihatlah di sekeliling kita, yaitu peradaban manusia. Pernahkan kita menjumpai hal tersebut dalam kehidupan manusia? Tidak suka melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah. Itulah sifat kepiting yang ada di dalam diri manusia.
Iyakan saja pernyataan saya di atas. Cobalah merenung dalam diri kita masing-masing. Kita tidak mau dibenci oleh orang lain tapi orang lain saja ada yang kita benci. Banyak variable yang membuat kita melakukan hal demikian. Mulai dari iri karena prestasi, kalah dalam persaingan, kalah dalam berbisnis bahkan kalah dalam mendapat kekuasaan. Sebenarnya sukses itu sudah ada yang mengatur, tinggal bagaimana kita berusaha untuk mewujudkanya. Untuk hasil serahkan saja pada Tuhan.
Bukti lain lihatlah golongan atas yang mengatasnamakan rakyat. Mereka berebut kekuasaan semata dengan menjatuhkan pesaingnya. Benar menjadi salah dan salah menjadi benar.

Sabtu, 01 Desember 2012

VARIASI BAHASA


A.    PENGERTIAN VARIASI BAHASA
Aslindgf (2007:17) menyatakan bahwa variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya. Variasi bahasa di sebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat/kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturannya yang tidak bersifat homogen.
Sedangkan menurut Chaer (2004:62) variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
Variasi bahasa merupakan hal yang tidak bisa dicegah. Bahkan setiap individu memiliki kekhasan sendiri dalam berbahasa yang dikenal dengan istilah idiolek. Faktor yang menyebabkan munculnya variasi bahasa karena faktor linguistik dan nonlinguistic. Faktor linguistik merupakan faktor yang berhubungan langsung dengan kebahasaan. Sedangkan faktor non linguistik merupakan faktor yang terjadi bukan dari kebahasaan melainkan sosial dan situasional. Faktor sosial merupakan hubungan antara penggunaan bahasa dengan kehidupan sosial seperti umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin. Sedangkan faktor situasional lebih kepada penggunaan bahasa pada situasi tertentu seperti dengan siapa berbicara.

B.     MACAM-MACAM VARIASI BAHASA
1.      Variasi dari segi penutur
a.       Variasi bahasa idiolek
Setiap orang memiliki kekhasan dalam berbicara meskipun orang tersebut berada di suatu tempat yang memiliki dialek sosial tertentu. Kekhasan individu ini disebut dengan variasi bahasa idiolek.
Contoh : Presiden SBY terkesan hati-hati dalam berbicara dan penekanan kata pada bagian tertentu saat berpidato.

b.      Variasi bahasa dialek
Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok penutur pada suatu tempat.
Contoh            : Bahasa Jawa dialek ngapak di daerah Banyumas, Purbalingga, Cilacap

c.       Variasi bahasa kronolek
Variasi bahasa yang digunakan sekelompok penutur pada masa tertentu.
Contoh            : Variasi bahasa pada tahun 30an yang masih menggunakan bahasa campuran  melayu.

d.      Variasi bahasa sosiolek
Variasi bahasa sosilek dibedakan menjadi 8 jenis,
-          Akrolek
Variasi sosial yang dianggap lebih bergengsi dari variasi yang lain.
Contoh  : Bahasa Jakarta loe gue yang dianggap lebih bergengsi daripada yang lain.

-          Basilek
Variasi sosial yang dianggap tidak bergengsi dari variasi yang lain.
Contoh  : Bahasa Jawa ndesa yang dianggap kurang bergengsi karena medok (kampungan).

-          Vulgar
Variasi sosial yang digunakan oleh orang yang tidak berpendidikan atau terpelajar.
Contoh : Bahasa preman (jancuk, bangsat, bajingan)

-          Slang
Variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia
Contoh  : Bahasa komunitas Handy Talky (10.2 artinya posisi, Solo Garut artinya Siaga, Solo Bandung artinya Stand By)

-          Kolokial
Variasi sosial yang digunakan sehari-hari dan bukan termasuk bahasa tulis.
Contoh : rek (korek), nastel (nasi telur)

-          Jargon
Variasi sosial yang digunakan terbatas oleh sekelompok orang tertentu.
Contoh : Istilah minta berhenti pada angkutan umum adalah “kiri”.

-          Argot
Variasi sosial yang bersifat terbatas oleh profesi tertentu.
Contoh : Polisi lalu lintas disebut “rompi ijo”.

-          Ken
Variasi sosial yang bersifat memelas, merengek-rengek.
Contoh : Bahasa yang digunakan pengemis.

2.      Variasi dari segi pemakaian
Variasi bahasa yang digunakan disesuaikan dengan keperluan pada bidang tertentu.
Contoh : Bahasa pelawak ceplas­-ceplos tanpa pikir panjang.
               Bahasa para da’i yang bersifat persuasif.

3.      Variasi dari segi keformalan
-          Gaya beku (frozen)
Gaya bahasa yang paling baku (formal) dan digunakan pada acara yang hidmat.
Contoh : urutan acara, kata dan kalimat dalam upacara 17 Agustus.

-          Gaya resmi (formal)
Gaya bahasa yang bersifat resmi akan tetapi disesuaikan dengan kondisi. Persamaan dengan gaya baku adalah menggunakan bahasa yang resmi. Sedangkan perbedaannya adalah gaya resmi lebih fleksibel.
Contoh : bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan.

-          Gaya ragam usaha (konsultatif)
Gaya bahasa yang digunakan dalam kegiatan yang berorientasi pada hasil.
Contoh : bahasa yang digunakan dalam rapat, seminar.

-          Gaya santai (santai)
Gaya bahasa ragam santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi.
Contoh : sapaan “mas”, “mbak”

-          Gaya akrab (intimate)
Gaya atau ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab. Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan tidak jelas.
Contoh : sapaan “dab” yang berarti mas untuk daerah Jogja.

4.      Variasi dari segi sarana
Variasi yang ditinjau dari sarana yang digunakan, meliputi bahasa lisan dan tulis.
-          Bahasa lisan
Ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu serta adanya lawan bicara (tatap muka) sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Contoh : Bahasa percakapan

-          Bahasa tulis
Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu serta tidak harus bertemu ( tatap muka) sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual dan dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat dan tanda baca.
Contoh : Bahasa dalam undang-undang dasar 1945