Senin, 24 Desember 2012
Minggu, 23 Desember 2012
Senin, 10 Desember 2012
JANGAN BERMENTAL KEPITING
KEPITING!
Pikiran pertama saya yang muncul mendengar nama hewan tersebut berupa hidangan
masakan lezat yang super maknyus :D #lebay. Seekor kepiting yang dimasak dengan
saus balado dan ditemani dengan es jeruk. Eh, tapi pada tulisan ini saya tidak
akan membahas tentang makanan. hehehe
Tahukah
kalian jika kepiting memiliki keunikan dalam tingkah lakunya? Ketika beberapa
ekor kepiting ditangkap dan dimasukan ke dalam mangkok mereka akan berusaha
untuk keluar menyelamatkan diri. Tapi tidak akan ada seekor kepiting pun yang
bisa keluar (kecuali di ambil sama manusia.hehe). Ketika ada kepiting yang hampir
keluar, maka kepiting lain berusaha untuk menarik kembali dengan capitnya.
Begitu seterusnya dan akhirnya tidak akan ada kepiting yang keluar.
Lihatlah
di sekeliling kita, yaitu peradaban manusia. Pernahkan kita menjumpai hal
tersebut dalam kehidupan manusia? Tidak suka melihat orang lain senang dan
senang melihat orang lain susah. Itulah sifat kepiting yang ada di dalam diri
manusia.
Iyakan
saja pernyataan saya di atas. Cobalah merenung dalam diri kita masing-masing.
Kita tidak mau dibenci oleh orang lain tapi orang lain saja ada yang kita
benci. Banyak variable yang membuat kita melakukan hal demikian. Mulai dari iri
karena prestasi, kalah dalam persaingan, kalah dalam berbisnis bahkan kalah
dalam mendapat kekuasaan. Sebenarnya sukses itu sudah ada yang mengatur,
tinggal bagaimana kita berusaha untuk mewujudkanya. Untuk hasil serahkan saja
pada Tuhan.
Bukti
lain lihatlah golongan atas yang mengatasnamakan rakyat. Mereka berebut
kekuasaan semata dengan menjatuhkan pesaingnya. Benar menjadi salah dan salah
menjadi benar.
Sabtu, 01 Desember 2012
VARIASI BAHASA
A.
PENGERTIAN
VARIASI BAHASA
Aslindgf (2007:17) menyatakan bahwa
variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang
masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya.
Variasi bahasa di sebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan
oleh masyarakat/kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturannya yang tidak bersifat homogen.
Sedangkan menurut Chaer
(2004:62) variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya
kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang
sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
Variasi bahasa merupakan hal
yang tidak bisa dicegah. Bahkan setiap individu memiliki kekhasan sendiri dalam
berbahasa yang dikenal dengan istilah idiolek. Faktor yang menyebabkan
munculnya variasi bahasa karena faktor linguistik dan nonlinguistic. Faktor linguistik
merupakan faktor yang berhubungan langsung dengan kebahasaan. Sedangkan faktor
non linguistik merupakan faktor yang terjadi bukan dari kebahasaan melainkan sosial
dan situasional. Faktor sosial merupakan hubungan antara
penggunaan bahasa dengan kehidupan sosial seperti umur, tingkat pendidikan,
jenis kelamin. Sedangkan faktor situasional lebih kepada penggunaan bahasa pada
situasi tertentu seperti dengan siapa berbicara.
B.
MACAM-MACAM
VARIASI BAHASA
1.
Variasi
dari segi penutur
a. Variasi
bahasa idiolek
Setiap orang memiliki
kekhasan dalam berbicara meskipun orang tersebut berada di suatu tempat yang
memiliki dialek sosial tertentu. Kekhasan individu ini disebut dengan variasi
bahasa idiolek.
Contoh
: Presiden SBY terkesan hati-hati dalam berbicara dan penekanan kata pada
bagian tertentu saat berpidato.
b. Variasi
bahasa dialek
Variasi bahasa yang
digunakan oleh sekelompok penutur pada suatu tempat.
Contoh : Bahasa Jawa dialek ngapak di daerah Banyumas, Purbalingga,
Cilacap
c. Variasi
bahasa kronolek
Variasi bahasa yang digunakan
sekelompok penutur pada masa tertentu.
Contoh : Variasi bahasa pada tahun 30an
yang masih menggunakan bahasa campuran melayu.
d. Variasi
bahasa sosiolek
Variasi bahasa sosilek
dibedakan menjadi 8 jenis,
-
Akrolek
Variasi sosial yang
dianggap lebih bergengsi dari variasi yang lain.
Contoh : Bahasa Jakarta
loe gue yang dianggap lebih bergengsi
daripada yang lain.
-
Basilek
Variasi sosial yang
dianggap tidak bergengsi dari variasi yang lain.
Contoh : Bahasa
Jawa ndesa yang dianggap kurang
bergengsi karena medok (kampungan).
-
Vulgar
Variasi sosial yang
digunakan oleh orang yang tidak berpendidikan atau terpelajar.
Contoh : Bahasa preman (jancuk, bangsat, bajingan)
-
Slang
Variasi sosial yang
bersifat khusus dan rahasia
Contoh : Bahasa komunitas Handy Talky (10.2 artinya posisi, Solo Garut artinya Siaga, Solo
Bandung artinya Stand By)
-
Kolokial
Variasi sosial yang
digunakan sehari-hari dan bukan termasuk bahasa tulis.
Contoh : rek (korek), nastel (nasi telur)
-
Jargon
Variasi sosial yang
digunakan terbatas oleh sekelompok orang tertentu.
Contoh : Istilah minta berhenti pada angkutan umum
adalah “kiri”.
-
Argot
Variasi sosial yang
bersifat terbatas oleh profesi tertentu.
Contoh : Polisi lalu lintas disebut “rompi ijo”.
-
Ken
Variasi sosial yang
bersifat memelas, merengek-rengek.
Contoh : Bahasa yang digunakan pengemis.
2.
Variasi
dari segi pemakaian
Variasi bahasa yang
digunakan disesuaikan dengan keperluan pada bidang tertentu.
Contoh : Bahasa pelawak ceplas-ceplos tanpa pikir panjang.
Bahasa para da’i yang bersifat persuasif.
3.
Variasi
dari segi keformalan
-
Gaya beku (frozen)
Gaya
bahasa yang paling baku (formal) dan digunakan pada acara yang hidmat.
Contoh : urutan
acara, kata dan kalimat dalam upacara 17 Agustus.
-
Gaya resmi
(formal)
Gaya
bahasa yang bersifat resmi akan tetapi disesuaikan dengan kondisi. Persamaan
dengan gaya baku adalah menggunakan bahasa yang resmi. Sedangkan perbedaannya
adalah gaya resmi lebih fleksibel.
Contoh : bahasa yang
digunakan dalam pidato kenegaraan.
-
Gaya ragam usaha
(konsultatif)
Gaya
bahasa yang digunakan dalam kegiatan yang berorientasi pada hasil.
Contoh : bahasa
yang digunakan dalam rapat, seminar.
-
Gaya santai
(santai)
Gaya bahasa ragam
santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi.
Contoh : sapaan
“mas”, “mbak”
-
Gaya akrab (intimate)
Gaya atau ragam akrab
adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh
para penutur yang hubungannya sudah akrab. Variasi bahasa ini biasanya
pendek-pendek dan tidak jelas.
Contoh : sapaan
“dab” yang berarti mas untuk daerah Jogja.
4.
Variasi
dari segi sarana
Variasi yang ditinjau
dari sarana yang digunakan, meliputi bahasa lisan dan tulis.
-
Bahasa lisan
Ragam bahasa yang
diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu serta adanya lawan bicara (tatap muka) sehingga
situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Contoh : Bahasa
percakapan
-
Bahasa tulis
Ragam tulis adalah
ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu serta tidak harus bertemu ( tatap muka) sehingga
diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual dan
dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat dan tanda baca.
Contoh : Bahasa
dalam undang-undang dasar 1945
Langganan:
Postingan (Atom)